Posted by : Jalan-jalan Asik 12 Jun 2015

Menjelang gelap akhirnya saya tiba di Ranukumbolo, samar-samar masih terlihat cahaya yang memantul pada air danau. Warna-warni tenda pendaki mengelilinginya, ramai terdengar suara di antara tenda-tenda. Saya dan Vera masih tertahan di tebing di atas Ranukumbolo, ingin rasanya segera turun dan mencari di mana tenda kami. Tapi kami harus menunggu sampai ada pendaki lain lewat sebagai penunjuk jalan. Jujur saya tidak tahu jalan untuk mencapai area camping, karena gelap sayapun tidak mau mengambil resiko jika terpeleset ataupun salah jalan.  

Akhirnya saya bisa menemukan rombongan dan tenda kami di antara puluhan tenda. Tanpa membuang waktu saya segera mengganti baju yang saya pakai. Rasa kantuk mulai menghampiri tapi hujan sudah keburu datang. Saya dan Vera mulai panik ketika kami menemukan air menetes masuk ke tenda, buru-buru kami mengeluarkan jas hujan dan memakainya. Sungguh saya tak ingin baju bersih yang tersisa di badan ini basah, lumayan jas hujan juga bisa menghangatkan badan. Saya menampung tetesan air dengan kantong plastik supaya tidak mengalir ke dalam tenda. Duduk meringkuk pada bagian yang kering dan berharap hujan segera berhenti. 

 
Beruntung kami sampai di tenda sebelum hujan turun, sedangkan sebagian dari rombongan kami entah sudah sampai di mana mereka dan pastinya kehujanan di jalan. Akhirnya saya mendengar suara mereka memanggil, tiga peserta dari trip Bolang Adventure masuk ke tenda kami dalam kondisi badan basah kuyup beserta tas yang mereka bawa. Saya berusaha membantu mereka untuk bisa nyaman dan hangat sambil mereka mengganti pakaian.

Melihat kondisi mereka ada rasa prihatin, di mana jas hujan mereka? ini gunung teman bukan tempat bermain. Semua orang boleh mendaki gunung tentu dengan persiapan yang maksimal. Tak hanya badan yang basah tapi isi tas merekapun basah. Saya sendiri banyak belajar dari teman yang memang sudah sering mendaki gunung. Kenapa sebelum mendaki mereka rajin olah raga terutama lari? dan ternyata olah raga melatih kaki, jantung dan pernapasan. Terbiasa olahraga membuat kaki tak gampang keram saat mendaki dan napas tidak ngos-ngosan. Soal packing perlengkapan di tas sayapun banyak belajar dari teman, ada baiknya tas dilengkapi dengan runcover gunanya ya supaya terlindung dari hujan , di dalam tas lapisi dengan kantong plastik besar atau bisa menggunakan trash bag gunanya ya melindungi isi tas supaya tidak basah terkena hujan terutama pakaian dan ini penting. Pakaian mereka basah dan sleeping bag juga basah karna diletakkan di luar tas, malam itu saya harus berbagi semua yang saya punya supaya mereka tidak kedinginan.

Empat jam perjalanan dari basecamp Ranupani sampai ke Ranukumbolo ditambah perjalanan dari Jakarta menuju Malang telah banyak menguras tenaga, tidur hanya itu yang saya butuhkan. Bersyukur saya bisa tidur nyenyak dan entah pukul berapa hujan benar-benar berhenti. Saat saya bangun, di luar tenda sudah ramai oleh para pendaki. 

Pagi yang cerah setelah malam diguyur hujan, sayang kalau hanya di dalam tenda. Saya membaur dengan pendaki lain menikmati pagi yang indah. Semburat cahaya keemasan menyapu permukaan Ranukumbolo. Perlahan rumput yang basah sisa air hujan mulai menguap kepermukaan, sunrise yang cantik muncul dibalik punggung Ranukumbolo. Kini kehangatan membalut ranukumbolo, semuanya tampak sibuk dengan aktivitasnya. Sebagian besar berfoto dengan latar sunrise Ranukumbolo dan sebagian lagi memanfaatkan pagi yang cerah dengan menjemur barang-barang yang basah. Sedangkan saya menghangatkan badan dengan minuman hangat buatan Vera sambil memandang Ranukumbolo.


Matahari mulai tinggi dan suasana Ranukumbolo mulai terlihat jelas, libur panjang di akhir Mei 2015 dimanfaatkan sebagian orang untuk mendaki Semeru. Tak heran puluhan tenda memenuhi area camping di Ranumumbolo hampir tak ada jarak. 






Pesona Semeru tak hanya pada Ranukumbolo tapi ada juga Oro-oro Ombo. Oro-oro Ombo adalah hamparan padang savana luas di Gunung Semeru yang ditumbuhi oleh tanaman berbunga ungu. Warna ungu bunga ini sering disalah artikan oleh pendaki sebagai bunga lavender. Nah yang benar bunga ungu ini adalah Verbena Brasiliensis Vel. Dari namanya sudah bisa ditebak bunga ini berasal dari Brazil. Meskipun tampak indah tapi bunga ini bersifat invansif, bisa mendominasi dan menguasai habitat sehingga menggusur spesies tanaman asli TNBTS. Selain itu bunga ini juga banyak menyerap air. 




Untuk menuju ke Oro-oro Ombo kami melewati Tanjakan Cinta. Tanjakan Cinta ini berupa jalan setapak menuju bukit dengan kemiringan kurang lebih 35 derajat. Mitosnya jika kita melewatinya dihimbau untuk tidak menoleh ke belakang jika kita tak ingin putus cinta.




Pukul sembilan kami meninggalkan Ranukumbolo, sedangkan pendaki lainnya ada yang meneruskan pendakian sampai ke puncak Mahameru. Di jalur turun kami harus antri dengan pendaki lainnya yang baru mulai mendaki. 


*****

Catatan:  
Jika kita ikut open trip dari agen travel biasanya kita tinggal terima beres mulai dari meeting point sampai kembali lagi ke meeting point seperti saya saat itu. Tapi jika kita mengatur sendiri perjalanan kita untuk menuju ke basecamp Ranu Pani bisa dimulai dari kota Malang. 

Dari Malang bisa langsung carter angkot ke Pasar Tumpang. Alternatif berikutnya dari stasiun Kota Baru Malang bisa naik angkot ke terminal Arjosari, dari terminal Arjosari dilanjutkan naik angkot warna putih tulisan TA menuju Pasar Tumpang. Nah dari Pasar Tumpang menuju Ranupani lebih asik naik Jeep. Bisa sewa atau kalau tidak punya rombongan bisa gabung dengan rombongan lainnya yang jumlahnya sedikit. 

Untuk booking bisa secara online  http://bromotenggersemeru.org/form/home


{ 8 komentar... read them below or Comment }

  1. Wah Vera jadi foto modelnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi di dalam ceritakan ada nama vera, jadi biar bisa tau mana veranya.

      Penyegar blogku jg hahahhaha

      Hapus
  2. Balasan
    1. Iya kalau long weekend gunung udah kayak pasar malam.

      Hapus
  3. Fresh banget foto2nya Mba.
    Asyik banget ih ke alam seperti ini. Saya kapan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo mba, sampai ranukumbolo masih aman dan mudah untuk didaki.

      Hapus
  4. bagus banget mba pemandangannya...baca-baca soal ranukumbolo itu pertama di buku 5cm hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novel 5CM bikin orang jadi hobi naik gunung.

      Hapus

- Copyright © Jalan-jalan Asik - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -